Dadali: Pemprov Jawa Barat kembali mengekspor teh ke Uni Emirat Arab sebanyak 20 ton dengan nilai sekitar Rp614 juta. Ekspor dilepas langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Ekspor teh ini membuktikan bahwa sektor pertanian dan pangan paling tangguh terhadap covid-19 sekaligus membuktikan teh masih menjadi komoditas primadona dari Jabar selain kopi," kata Kang Emil, sapaan karibnya, di Bandung, Jawa Barat, Minggu, 28 Maret 2021, seperti dilansir dari Antara.
Kang Emil menyebut ekspor produk pertanian dan perkebunan Jabar masih yang tertinggi di Indonesia. Kontribusi Jabar terhadap total produsi teh nasional sebesar 69,15 persen, disusul Jawa Tengah 9,06 persen.
Kemudian, Sumatera Utara 6,20 persen, Sumatera Barat 5,7 persen, dan Jambi sebesar 2,69 persen. "Ekspor kita tetap rangking satu, tak terkecuali produk teh," kata dia.
Ekspor teh ini, kata dia, berpengaruh terhadap angka pemulihan ekonomi (recovery rate) Jabar pasca covid-19. Minggu ini, recovery rate Jabar meningkat di angka 58 setelah minggu sebelumnya berada di angka 48.
"Kalau recovery rate nol, ekonomi berhenti. Kalau 100 itu sudah normal. Alhamdulillah ekonomi Jabar terus bergerak (naik)," ujarnya.
Baca juga: Kasus Meninggal di Jawa Barat Meningkat Signifikan
Ekonomi Jabar diprediksi akan tumbuh positif 4,5 persen pada akhir tahun 2021. Kang Emil optimistis angka tersebut akan tercapai seiring bergeraknya ekonomi dan vaksinasi.
"Mudah-mudahan sesuai prediksi akhir 2021, ekonomi Jabar bisa tumbuh positif 4,5 persen. Salah satunya dengan pergerakan ekonomi lewat ekspor teh," kata Emil.
Berdasarkan data statistik perkebunan pada 2019, tercatat luas lahan perkebunan teh di Jabar seluas 85.234 hektare (ha). Terdiri dari perkebunan rakyat seluas 45.240 ha, perkebunan besar swasta 20.652 ha, dan perkebunan besar negara seluas 19.342 ha.
Perkebunan teh di Jabar tersebar di 11 Kabupaten. Antara lain, Kabupaten Bandung seluas 18.968 ha, Bandung Barat 2.900 ha, Bogor, 1.998 ha, Ciamis 174 ha. Cianjur 22.881 ha, Garut 6.822 ha, dan Majalengka seluas 672 ha.
Selanjutnya, Purwakarta sebesar 4.706 ha, Subang 2.350 ha, Sukabumi seluas 13.187 ha, Sumedang 525 ha, dan Tasikmalaya sebesar 10.052 ha. Rata-rata produktivitas sebesar 1.519 kilogram (kg)/ha.
Adapun produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Tasikmalaya sebesar 1.918 kg/ha dan terendah di Kabupaten Majalengka 343 kg/ha.
Baca juga: Pulihkan Ekonomi, Bupati Bogor Siap Buka Investasi Padat Karya
Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat Hendy Jatnika menuturkan, pihaknya terus memfasilitasi kegiatan yang menunjang peningkatan ekspor. yakni penyediaan benih teh, pestisida, alat pertanian, bimbingan teknis akses pasar, dan fasilitasi promosi produk perkebunan baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.
"Kami mendapat amanat untuk mengakselerasi peningkatan produksi dan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional melalui ekspor dan kegiatan promosi. Satu yang didorong adalah PT Kabepe Chakra yang merupakan eksportir komoditas teh," tutur dia.
PT Kabepe Chakra yang menaungi para petani teh pada 2021, merencanakan ekspor teh sebanyak 10.400 ton dengan nilai sekitar Rp 248,34 miliar. Tujuannya ke benua Afrika, Amerika, Asia, Australia, Eropa, serta negara Rusia.
(CIA)