Prihatin, Belasan ABG Dirawat di RS Jiwa Cisarua Akibat Gawai

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, sedang mengunjungi ratusan anak kecanduan gawai di RSJ Cisarua/Dok. Pemprov Jabar Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, sedang mengunjungi ratusan anak kecanduan gawai di RSJ Cisarua/Dok. Pemprov Jabar

Dadali: Kecanduan gawai pada anak di Indonesia kian mengkhawatirkan. Apalagi dengan adanya pandemi covid-19, anak-anak banyak yang menggunakan gawai untuk mengakses pendidikan. 

Di Jawa Barat (Jabar), belasan anak baru gede (ABG) dengan rentang usia 11-15 tahun terpaksa harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua. Mereka dimasukkan ke RSJ tersebut lantaran kecanduan gawai (gadget).

Mayoritas orang tua membawa anak-anaknya ke RSJ ketika anak tersebut mudah terbakar emosi apabila dilarang bermain ponsel. Bahkan, anak-anak itu sampai melempar barang dan mengancam dengan senjata tajam jika tidak dituruti permintaannya.

Hingga Maret 2021, disebutkan terdapat 14 anak yang menjalani rawat jalan. Kebanyakan mereka dirawat akibat kecanduan internet, seperti adiksi games. 

Sementara pada 2020, tercatat ada 98 anak yang menjalani rawat jalan karena mengalami kecanduan. Sedangkan pada 2019, RSJ Cisarua belum merinci lebih detail data anak yang mengalami hal serupa. Namun, ada saja belasan anak yang menjalani rawat jalan dengan berbagai kategori setiap bulannya.

"Rata-rata sebulan itu ada sekitar 11 sampai 12 orang yang harus dirawat di RSJ," kata Direktur Utama RSJ Cisarua, Elly Marliyani, Selasa, 16 Maret 2021, seperti dilansir dari Media Indonesia.

Prihatin akan kondisi itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menjenguk ratusan pasien anak kecanduan gawai di RSJ Cisarua. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melihat kecanduan gawai pada anak merupakan masalah serius dan perlu dicegah sejak dini. 

Uu meminta orang tua untuk membatasi anak-anak dalam menggunakan gawai. Selain itu, anak juga perlu diawasi ketat selama menggunakan gawai saat menjalani pembelajaran jarak jauh.

“Penting diketahui orang tua bahwa penggunaan gawai lebih dari enam jam per hari berbahaya bagi mental dan psikis anak,” ujar Uu usai berinteraksi dengan anak-anak pencandu gawai pada Selasa, 16 Maret 2021.

Ia juga menjelaskan kemungkinan anak sibuk menggunakan gawai akibat tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan bersama orang tua. Untuk itu, penting bagi orang tua selalu memiliki kegiatan rutin interaktif yang sifatnya harian atau mingguan bersama anak. 

“Jangan biarkan anak murung sendiri di rumah atau di kamar. Anak harus diusahakan ceria, bergaul dengan orang tua dan teman. Tapi temannya dipilih dan dipilah juga,“ ujarnya.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Jabar dalam memerangi kecanduan gawai terhadap anak adalah dengan membuat program Sekolah Aman Menggunakan Gawai (Setangkai). Dengan konsep dan pola untuk penerapan dan literasi pada guru, orang tua dan anak akan aman dan bijak dalam penggunaan gawai. 

“Kami segera sosialisasikan pada masyarakat. Termasuk di awal di hari Selasa, kami akan mengundang minimal zoom meeting sekitar 1.000 orang yang mengurus anak-anak,” sebut Uu.


 



(SYI)

Berita Terkait