Takut Salah Pergaulan, Ini 4 Tips agar Anak Terbuka dengan Orang Tua

Ilustrasi keluarga/ Freepik Ilustrasi keluarga/ Freepik

Dadali: Orang tua pasti menginginkan anak dapat tumbuh aktif, ceria, dan terbuka pada orangtuanya. Namun kenyataannya menginjak usia praremaja, anak cenderung lebih tertutup dan menjauh dari orang tua. 

Anak yang dulunya suka menceritakan kegiatannnya seharian, kini sibuk bermain dengan teman sepulang dari sekolah. Hal ini sebenarnya wajar, tapi orang tua harus memahami dan mendidik anak di fase remaja ini. 

Anak yang tertutup dengan orang tua dapat berpotensi salah pergaulan, bahkan terjebak jaringan teroris. Mengingat teroris saat ini menyasar kaum milenial yang sedang mencari jati diri. 

Berikut empat tips yang dapat orang tua lakukan agar anak lebih terbuka pada orang tua, dikutip dari berbagai sumber. 

1. Komunikasi

Komunikasi menjadi hal yang penting untuk mengetahui perkembangan dan rutinitas anak. Luangkan waktu untuk mendengar cerita anak. Jangan memaksa anak untuk mengatakan hal yang tak ingin ia bicarakan. 

Posisikan diri anda sebagai teman dan tempat nyaman untuk berbicara. Anda harus bersikap tenang, terbuka, dan tidak mendesak. Jika mereka merasa nyaman, secara tidak langsung mereka akan terbiasa mengomunikasikan setiap keluh kesah dan rutinitas hariannya. 

2. Cerita tentang masalah Anda

Jika Anda ingin anak membicarakan keluh kesah maupun kekhawatiran dalam hidup mereka, Anda harus memulai dari diri Anda. Anda bisa menceritakan tentang hari-hari Anda selama bekerja. 

Misalnya, kecerobohan Anda menumpahkan secangkir kopi atau terjebak di lift kantor. Hal-hal seperti itu akan membuat anak lebih mengenal Anda. Otomatis, anak juga akan menceritakan keluh kesahnya kepada Anda. 

3. Dengarkan, jangan menghakimi

Saklah satu hal yang tidak disukai anak ketika bicara dengan orangtuanya adalah mendengar kritik dari orang tua. Terkadang tanpa Anda sadari, Anda kerap melemparkan kata-kata yang menyalahkan maupun menghakimi. 

Hal ini membuat anak menjadi tertutup dan tak mau lagi bercerita tentang rutinitasnya. Sebab, Anda akan selalu menyalahkan anak dan tidak mau mendengarkan. Untuk itu, buatlah keadaan senyaman mungkin saat mendengarkan cerita anak. 

Jangan menghakimi apa yang diceritakan anak. Sebaliknya, Anda bisa melontarkan kata-kata motivasi agar anak bisa menjadi lebih baik.   

4. Masuki dunia anak

Anda bisa meluangkan waktu untuk mengikuti rutinitas yang biasa anak lakukan. Semisal, anak suka bermain bulu tangkis saat sore hari. 

Anda bisa ikut bermain bulu tangkis dengannya sambil membangun kepercayaan dan rasa nyaman dengan anak. Cari waktu dan tempat yang pas untuk memulai pembicaraan dengan anak. 

Itu empat tips yang bisa Anda ikuti agar anak dapat lebih terbuka dengan Anda. Ingat, hubungan dan kepercayaan butuh waktu untuk dibangun. Anda harus bersabar dan jangan putus asa bila anak belum bisa terbuka dengan Anda. Semoga berhasil!



(CIA)

Berita Terkait