Puluhan Ton Ikan Mendadak Mati di Waduk Saguling, Petani Rugi Ratusan Juta

Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Roylinus Ratumakin Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Roylinus Ratumakin

Dadali: Puluhan ton ikan mati mendadak di Waduk Saguling, Bandung Barat, Jawa Barat. Akibatnya, sejumlah petani ikan keramba jaring apung (KJA) mengalami kerugian mencapai ratusan jutaan rupiah. Untungnya, sebelum mengalami kerugian yang lebih besar, sejumlah petani berhasil memanen ikan dan menjualnya. 

“Kematian ikan KJA terjadi di blok Bunder, Perlas, dan Gombong. Totalnya sekitar 40 ton ikan mati,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Kabupaten Bandung Barat, Unang Husni Thamrin, Rabu, 27 Januari 2021, seperti dilansir dari Mediaindonesia.com.

Fenomena matinya ikan di waduk tersebut sudah terjadi sejak sepekan terakhir. Unang menjelaskan peristiwa itu disebabkan faktor cuaca serta curah hujan yang tinggi memicu arus di perairan. 

Arus di perairan inilah yang mengakibatkan bekas pakan ikan yang mengandung suatu zat mengendap. Zat tersebut yang menyebabkan ikan mabuk dan terangkat ke atas permukaan air. 

“Hujan yang turun berhari-hari mengakibatkan arus balik. Sehingga, berdampak pada kualitas air menurun drastis, kandungan oksigen rendah mendekati 0 ppm, dan aroma air waduk berbau belerang (H2S),” jelasnya.

Dispernakan mengerahkan petugas untuk sosialiasi dan memberikan peringatan dini, mengingat kondisi cuaca yang kurang mendukung. Petani ikan juga diminta untuk menyetop sementara penebaran benih ikan baru. 

“Mereka juga diminta mengurangi intensitas pemberian pakan, mempercepat panen ikan, dan mengangkat ikan yang telah mati dari perairan waduk,” ucap Unang.

Para petani yang sudah berpengalaman menghadapi kondisi cuaca seperti itu memutuskan untuk mempercepat masa panen. Sebagian petani juga ada yang memanen lebih dini untuk menghindari kerugian.

“Hujan yang setiap hari turun ditambah kurangnya sinar matahari membuat ikan mabuk. Tanda-tanda ikan mabuk bisa terlihat dari mulutnya yang terus mengap-mengap dan sering keluar dari permukaan air. Gerakan ikan pun menjadi kurang lincah,” kata seorang petani ikan KJA di Waduk Saguling, Asep Sudrajat. 

Ikan mabuk yang masih hidup akan tetap dijual oleh para petani meskipun harganya menjadi anjlok. Ketika normalnya harga ikan sekitar Rp24 ribu hingga Rp26 ribu per kilogram, maka akan turun menjadi Rp15 ribu per kilogram.

“Harganya turun di bawah pasaran, tetapi daripada nggak terjual akibat mati, ya…lebih baik dijual seadanya,” tutupnya.



(SYI)

Berita Terkait