Dadali: Provinsi Jawa Barat (Jabar) menduduki peringkat satu se-Indonesia dalam melaksanakan vaksinasi covid-19 kepada para petugas pelayanan publik. Tetapi, untuk penyuntikan vaksin terhadap kelompok lanjut usia (lansia) di Jabar masih rendah.
“(Penyuntikan vaksin kepada kelompok) lansia kita masih kurang, kita ranking tiga. Oleh karena itu, minggu ini kita akan memaksimalkan penyuntikan kepada lansia,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam konferensi pers Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah yang ditayangkan melalui akun YouTube Humas Jabar pada Senin, 15 Maret 2021.
Emil, sapaan akrabnya, menargetkan vaksinasi covid-19 dapat dilakukan kepada 150 ribu orang per hari. Demi mencapai target itu, Jabar membutuhkan sedikitnya 40 gedung besar untuk pemaksinan massal terhadap sekitar 2000 orang per harinya.
“Apa artinya? Kami membuka (peluang) kepada event organizer (EO) di Jawa Barat yang mungkin konser tidak ada dan acara besar juga tidak ada. Sehingga, boleh bermitra dengan Pemprov Jabar menjadi penyelenggara vaksinasi massal, mengatur flow-nya serta tempatnya,” papar Emil.
Nantinya, vaksin covid-19 dan para tenaga kesehatan disediakan oleh Pemprov Jabar. Jadi, para EO hanya perlu memikirkan penyelenggaraan kegiatan vaksinasinya. Apabila kolaborasi ini dapat dilakukan, maka Emil yakin program vaksinasi di Jabar akan sukses.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jabar itu juga menyebutkan semua itu bisa sia-sia jika tidak ada dukungan dari vaksinasi massal dengan jumlah yang banyak. Sebab, dikhawatirkan target tidak bisa tercapai dan vaksin menjadi kedaluwarsa.
“Vaksin itu kan produksinya beda-beda tanggalnya. Nah, yang kemarin ramai di media itu di Jabar yang 26 Maret 2021 kedaluwarsa, pada 18 Maret 2021 itu sudah mau habis,” jelasnya.
Emil memastikan pihaknya tidak akan melanggar standar yang ada. Sehingga, ia menekankan bahwa pihaknya tidak mungkin memberikan vaksin yang sudah kedaluwarsa kepada masyarakat.
“Mudah-mudahan teman-teman bisa memantau juga di daerah-daerah. Agar kita bisa selesai dengan cepat, PPKM mikro-nya berhasil, kasusnya turun, vaksinasi berhasil, dan ekonominya meningkat. Sehingga, kita bisa normal lagi menuju akhir 2021,” ujarnya.
(SYI)