Gereja di Cianjur Ini Batasi Umat Hanya 30% Saat Misa Natal, Sisanya Daring

Gereja Katolik Santo Petrus Cianjur menggelar misa tatap muka dan daring. MI/Benny Bastiandy Gereja Katolik Santo Petrus Cianjur menggelar misa tatap muka dan daring. MI/Benny Bastiandy

Dadali: Panitia Natal di Gereja Katolik Santo Petrus di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada para jemaat yang akan mengikuti misa. Berbagai aturan pembatasan pun diterapkan sebagai upaya mencegah terjadinya kerumunan.

Panitia Natal Gereja Katolik Santo Petrus, Dionisius Indarintoko mengatakan misa Natal tahun ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena bersamaan pandemi covid-19. Panitia pun mengatur konsep peribadatan karena diberlakukan pembatasan-pembatasan untuk menyesuaikan dengan penerapan protokol kesehatan covid-19.

"Misa Natal akan dilaksanakan secara tatap muka dan online atau streaming. Metode ini kami lakukan agar semua umat bisa terlayani walaupun dilaksanakan di tengah pandemi covid-19. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar," kata Dionisius, Kamis (24/12), seperti dilansir dari Mediaindonesia.com.

Dionisius menyadari betul pentingnya penerapan protokol kesehatan menghadapi perayaan Natal tahun ini. Karena itu, kata Dionisius, sesuai anjuran pemerintah untuk menerapkan 3M, panitia sudah memasang tempat mencuci tangan lengkap dengan sabunnya di berbagai titik, menyediakan handsanitizer, serta menyiapkan alat pengukur suhu tubuh (thermogun).

"Untuk protokol kesehatan sudah kami siapkan sedemikian rupa karena sebenarnya sudah diberlakukan setiap minggu. Sehingga bukan hal yang baru bagi jemaat kami di Gereja Katolik Santo Petrus," tuturnya.

Hanya, lanjut Dionisius, pada perayaan Natal tahun ini yang waktunya bersamaan pandemi covid-19, penerapan protokol kesehatannya lebih diperketat. Pengawasan penerapan protokol kesehatan diberlakukan sejak kedatangan jemaat.

"Kami sudah atur sedemikian rupa. Mereka harus mengikuti antrean. Setelah itu mereka akan diarahkan petugas mengikuti standard prosedur protokol kesehatan yang telah disepakati bersama yakni 3M," ungkapnya.

Di dalam gereja, pihak panitia sudah mengatur jarak duduk antarjemaat. Kursi yang akan ditempati antarjemaat berjarak 1,5-2 meter.

 "Jumlah jemaat yang di dalam ruangan juga dibatasi. Kami membatasinya maksimal 30% dari kapasitas yang disediakan;" kata Dionisius.

Upaya lain penerapan protokol kesehatan di Gereja Katolik Santo Petrus dilakukan dengan mengatur aktivitas di lingkungan gereja. Di kawasan gereja itu terdapat 8 lingkungan yang dalam kondisi normal bisa digunakan bersamaan.

"Tapi dalam kondisi sekarang, kami terapkan aturan protokol kesehatan dengan ketat. Kami akan atur, untuk malam hanya 3, kemudian pagi itu 3, dan sore 2. Sehingga kami berharap dengan cara ini bisa mencegah potensi penyebaran covid-19. Betul-betul dibatasi. Selebihnya, itu umat kami layani melalui misa secara streaming (online)," pungkasnya. 

Dandim 0608 Cianjur, Letkol Ricky Arinuryadi, mengingatkan masyarakat tetap mewaspadai penyebaran covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru 2021. Satu di antara cara mencegahnya bisa dilakukan dengan tidak memicu aktivitas kerumunan. 

"Tetap di rumah. Sayangi keluarga. Jangan melakukan aktivitas yang berkerumun," tegas Dandim.



(SYI)

Berita Terkait