Walkot Cimahi: Saya Tidak Akan Malu Jika Terjadi Lonjakan Covid-19 di Sini

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Dadali: Tidak semua orang yang terinfeksi covid-19 ingin disebarluaskan identitasnya. Hal ini dikarenakan sejumlah orang menganggap covid-19 sebagai aib yang tak perlu diketahui oleh banyak orang.

Tetapi, kondisi itu tidak bisa berlaku di Kota Cimahi, Jawa Barat. Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi akan membuka identitas seluruh warganya yang terpapar covid-19. Pihaknya tak segan untuk menyampaikan informasi tersebut ke publik. Langkah itu diambil sebagai upaya antisipasi serta kewaspadaan bagi warga lainnya terkait bahaya covid-19. 

Hingga kini, Pemkot Cimahi tidak pernah menutupi identitas warga serta jumlah kasus covid-19 yang ada di wilayahnya. Bahkan, pihaknya mengaku tak akan malu bila Cimahi mengalami lonjakan kasus covid-19, terutama usai libur Lebaran 2021.

"Kita tidak perlu tutup-tutupi, kita tidak perlu malu apabila terjadi kenaikan yang positif. Saya tidak akan malu jika terjadi pelonjakan disini, tetapi mudah-mudahan tidak terjadi," kata Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana. di Cimahi, Selasa, 25 Mei 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.

Baca juga: Gunakan Bahan Peledak saat Menangkap Ikan, Enam Nelayan Indramayu Dicokok Polisi

Langkah yang diambil bukanlah untuk memberikan stigma buruk. Melainkan agar masyarakat mengetahui upaya pencegahan dan kewaspadaan terhadap covid-19 serta turut memberikan dukungan terhadap warga tersebut.

“Kalau memang terjadi, ini buat pembelajaran bagi masyarakat ternyata positif naik umpamanya, sehingga masyarakat menyadari kalu melanggar ternyata positif naik. Jadi, kalau ditutup-tutupi nanti masyarakat tidak sadar juga. Sehingga kita buka saja dan tidak perlu malu, yang penting keselamatan masyarakat kita utamakan,” jelasnya.

Sementara hasil rapid tes yang dilakukan secara acak terhadap 400 orang setelah libur lebaran, terdapat 21 orang dinyatakan reaktif covid-19. 21 orang tersebut pun langsung dilakukan isolasi mandiri dengan pengawasan dari petugas disetiap kewilayahan.

"Memang yang kemaren ada yang reaktif 21 orang, ada orang cimahi, luar cimahi tinggal di cimahi, kuliah di cimahi, kerja di cimahi, sehingga tidak perlu kita tutupi, biar masyarakat tahu covid-19 itu ada," ujarnya. (Roni Kurniawan)



(SYI)

Berita Terkait