Usai Vaksin Covid-19 Bocah SD di Kota Tasikmalaya Meninggal, Diduga DBD

Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Yurike Budiman Ilustrasi. Foto: Medcom.id/Yurike Budiman
Tasikmalaya: Delfin Maliki Zakir, 10, warga Kampung Sukasirna, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggal pada Senin, 17 Januari 2022 malam di RSUD dr Soekardjo. Siswa kelas 4 SDN 5 Kersamenak Kota Tasikmalaya itu usai menjalani vaksin covid-19 di sekolahnya, pada Sabtu, 16 Januari 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, pihaknya mendapat kabar seorang siswa meninggal di RSUD dr Soekardjo setelah disuntik vaksin covid-19. Dia mengaku kaget hingga langsung mengecek analisis dokter terkait penyebab kematian. 

"Kami telah melakukan pengecekan. Dokter yang menangani Delfin Maliki Zakir di RSUD dr Soekardjo," ucapnya, Selasa pagi, 18 Januari 2022.

Baca: Vaksin Anak 6-11 Tahun di Majalengka Tembus 62%

Dia menuturkan, mulanya korban diduga mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) murni. Tetapi, sebelum dirawat, kondisi korban mengalami kejang dan penurunan kesadaran.

"Saya juga sudah bicara panjang lebar dengan dokter bagian perawatan intensif. Ketua KIPI Dani dan Idam spesialis anak menyampaikan kepada saya setelah dilakukan pemeriksaan ada penyakit lain yang mendasarinya," jelasnya. 

Ia menerangkan, penyebab meninggalnya siswa di Kota Tasikmalaya tidak disebabkan  vaksin. Tapi, kata dia, ada penyakit lain diduga diderita korban saat vaksinasi covid-19. Korban diduga sedang mengalami masa inkubasi serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Penyebabkan vatalitas belum bisa dipastikan karena imunasi, tetapi karena ada penyakit lain yang mendasarinya. Hasil tim dokter anak penyebab kematian disebabkan demam berdarah dengue (DBD) dan konklusi medis ini bisa diambil karena ada hasil NS1 yang positif bahwa terinfeksi penyakit lain dan bukan dari vaksinasi covid-19," ujarnya.

Baca: Genjot Capaian Vaksin, 35 Ribu Dosis Telah Disebar Binda Jabar

Dia menjelaskan, kematian anak usai menerima vaksin covid-19 selama dua hari tersebut tidak bisa disimpulkan akibat vaksin. Tapi, tim dokter menemukan adanya penyakit dengue menyebabkan kerusakan di beberapa organ tubuh.

"Yaitu ada encefalopati, kemudian kegagalan akut pada hati yang ditandai SGOT dan SGPT sangat tinggi dan sudah terjadinya kegagalan akut pada liver ditambah encelopati yang menyebabkan kematian," jelasnya.

Dia berharap, kejadian anak meninggal setelah divaksin tidak mengubah penilaian pemberian vaknsin berbahaya bagi masyarakat. Dia menekankan, korban meninggal karena memiliki penyakit setelah dua haru menjalani vaksinasi. 

"Setelah masuk ke rumah sakit, anak tersebut hasil pemeriksaan laboratorium dan medis yang dilakukannya itu sudah sudah diketahui dan didahului penyakit demam berdarah," ungkapnya.

(UWA)

Berita Terkait