Kumpulan Kata Bijak RA Kartini tentang Kehidupan, Penuh Makna dan Inspiratif

Foto: Freepik.com Foto: Freepik.com

Dadali: Raden Ayu Kartini, setiap mendengar nama itu sosok yang muncul di benak setiap orang Indonesia adalah pejuang perempuan yang tangguh. Pahlawan perempuan dari Jepara, Jawa Tengah, ini menjadi panutan setiap perempuan Tanah Air berkat kegigihannya dalam memperjuangkan emansipasi wanita kala itu.

Berkat jasanya, RA Kartini ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 108 Tahun 1964 yang dikeluarkan Presiden Soekarno. Tak hanya itu, Keppres tersebut juga menetapkan secara resmi bahwa 21 April merupakan Hari Kartini di Indonesia. Tanggal tersebut mengacu pada hari lahir RA Kartini, yaitu 21 April 1879.

Di balik sosok yang hebat, tentu terdapat juga kata-kata bijak yang diucapkan, baik melalui verbal maupun tulisan. Pemikiran yang ia curahkan melalui surat-suratnya pun hingga saat ini masih banyak dibaca oleh orang-orang dalam buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang

Berhubung hari ini bertepatan dengan Hari Kartini 2021, kami ingin kalian semua mengenang dan mengenal sosok RA Kartini melalui kata-kata bijaknya. Dilansir dari berbagai sumber, berikut kata-kata inspiratif RA Kartini yang penuh makna dan dapat memotivasi para kaum perempuan.

1. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya."

2. "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

3. "Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam."

4. "Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu."

5. "Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai ‘ibu’ dalam arti sebenarnya."

6. "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."

7. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam."

8. "Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau!' dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat!' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung."

9. "Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya."

10. "Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."

11. "Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seorang yang lebih baik darimu."

12. "Sampai kapan pun, kemajuan perempuan itu ternyata menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa."

13. "Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan akan membentuk budi pekertinya."

14. "Saat membicarakan orang lain Anda boleh saja menambahkan bumbu, tapi pastikan bumbu yang baik."

15. "Dan biarpun saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan mati dengan merasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan bumiputra merdeka dan berdiri sendiri."

16. "Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh, demikianlah pula dalam hidup manusia, bukan? Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain yang lebih sempurna, yang boleh menjadikan buah.”

17. "Agama memang menjauhkan kita dari dosa, tapi berapa banyak dosa yang kita lakukan atas nama agama."

18. "Sepanjang hemat kami, agama yang paling indah dan paling suci ialah kasih sayang. Dan untuk dapat hidup menurut perintah luhur ini, haruskah seorang mutlak menjadi Kristen? Orang Buddha, Brahma, Yahudi, Islam, bahkan orang kafir pun dapat hidup dengan kasih sayang yang murni."

19. "Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai."

20. "Habis gelap terbitlah terang."

21. "Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini."

22. "Jangan kau katakan saya tidak dapat, tetapi katakan saya mau."

23. "Saat suatu hubungan berakhir, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti."

24. "Adakah yang lebih hina, daripada bergantung kepada orang lain?"

25. "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."

26. "Dengan menolong diri sendiri, akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna."



(SYI)

Berita Terkait