"Kalau bisa upayakan bahan baku lokal daripada beli impor. Itu sudah menghemat karbon," kata pria yang kerap disapa Kang Emil itu dilansir dari Antara, Minggu 15 Mei 2022.
Ridwan Kamil mengatakan masyarakat sering kali gagal paham arti kata ekonomi hijau.Masyarakat kerap menganggap ekonomi hijau sebagai aktivitas daur ulang, Padahal, definisi hijau adalah aktivitas manusia yang rendah karbon.
"Tema tahun ini mengusung ekonomi hijau. Saya ingin mengingatkan karena kata hijau ini seringkali tidak dipahami, disangkanya hanya mendaur ulang," kata Kang Emil.
Menurut Kang Emil, gaya hidup masyarakat terbilang masih boros karbon karena mengandalkan bahan bakar fosil. Hal ini membuat cuaca tak menentu dan sulit diprediksi sehingga mengancam ketahanan pangan.
"Karbon berlebih membuat cuaca menjadi tak menentu, maka panen susah diprediksi dan bisa mengancam ketahanan pangan. Potensi tsunami juga menjadi tinggi," ucap kang Emil.
Pria yang kini berusia berusia 5o tahun tersebut menekan penjualan produk pun supaya dimaksimalkan terlebih dulu untuk pasar lokal. Hal tersebut agar dapat menghemat penggunaan karbon.
"Jadi untuk ekonomi hijau, mari memaksimalkan kekuatan lokal, resources-nya lokal, jualan di level lokal, dan kalau bisa energinya juga energi hijau, yaitu memanfaatkan panas bumi, energi matahari, air, angin, dan sebagainya," kata Kang Emil.
(UWA)