BMKG Waspadai Potensi Gelombang Tinggi dan Banjir Rob di Pesisir Indramayu

Ilustrasi--Banjir rob menggenangi kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta Utara. (Foto: MI/Galih Pradipta) Ilustrasi--Banjir rob menggenangi kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta Utara. (Foto: MI/Galih Pradipta)

Dadali: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi dan banjir rob melanda pesisir Kabupaten Indramayu. Nelayan dan masyarakat setempat diimbau untuk selalu waspada dan siaga.

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka,  Ahmad, Faa Izyn, menjelaskan imbauan itu disampaikan oleh BMKG Kedeputian Bidang Meteorologi. “Gelombang tinggi dan banjir pesisir (rob) di perairan utara Jawa itu pada 27 sampai 29 Januari 2021,” katanya pada Rabu, 27 September 2021, seperti dilansir dari Mediaindonesia.com.

Peningkatan tinggi gelombang di perairan utara Jawa diakibatkan adanya angin dengan kecepatan cukup tinggi (9-46 kilometer per jam) yang berembus secara konsisten di Laut Jawa. Diperkirakan ketinggian gelombang dapat mencapai 2,5 hingga 4 meter.

Tak hanya itu, aktivitas bulan purnama juga bepengaruh terhadap kondisi pasang air laut maksimum. Tentunya, ini akan memperparah kondisi yang sudah ada. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan potensi terjadinya banjir rob.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir,” ucap Faiz.

Faiz juga menjelaskan gelombang tinggi itu akan menganggu sejumlah kegiatan masyarakat, khususnya di sektor perikanan tangkap, transportasi, aktivitas petani garam, hingga aktivitas bongkat muar. Selain Indramayu, Jakarta Utara, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak juga berpotensi mengalami kondisi tersebut.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kabupaten Indramayu, Dedi Aryanto, juga membeberkan bahwa gelombang tinggi telah menghambat aktivitas nelayan. Sebagian besar nelayan tradisional sudah tidak bisa melaut.

“Nelayan tradisional sudah tidak bisa melaut, terutama nelayan di pesisir utara Indramayu mulai dari Ujunggebang hingga Pabean Ilir,” jelasnya.

Lain halnya dengan nelayan di pesisir timur Indramayu, seperti Glayem, Dadap, dan Limbangan. Sampai saat ini mereka masih bisa melaut. Hal ini dikarenakan pesisir timur Indramayu lebih aman dibandingkan pesisir utara.



(SYI)

Berita Terkait