Langkah Pemerintah Kota Bogor Atasi Harga Kedelai

Tempe ukuran sedang yang dijajakan pedagang pinggir jalan raya di Pasar Anyar Kota Bogor. (ANTARA/Linna Susanti) Tempe ukuran sedang yang dijajakan pedagang pinggir jalan raya di Pasar Anyar Kota Bogor. (ANTARA/Linna Susanti)
Dadali: Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan dua strategi untuk mengakali harga kedelai yang mulai naik. Kedua strategi ini berlaku untuk jangka panjang dan pendek.

Untuk jangka pendek, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan distributor kedelai. Terutama untuk memastikan bahan baku tempe bisa normal kembali, meskipun butuh waktu.

"Karena informasi yang kami peroleh rata-rata bahan baku tempe tahu merupakan impor yang terkendala jalur distribusi pelabuhan dan kontainer karena terdampak pandemi covid-19," ujar Dedie dilansir dari Medcom.id, Kamis, 17 Februari 2022.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pihaknya, harga tempe dan kedelai di dua pasar tradisional, Pasar Bogor dan Pasar Kebon Kembang, merangkak naik. Harga tempe ukuran 1 kilogram naik 15 persen dari Rp13.000 menjadi Rp15.000. Hal ini dipicu harga kedelai impor Kopti naik dari Rp10.700  menjadi Rp11.500 per kilogram.

"Seperti saya bilang, beralih dulu ke sumber protein nabati lain dulu," ujar Dedie.
 
Untuk jangka panjang, Pemkot Bogor akan menggencarkan budidaya kedelai lokal agar dapat memenuhi kebutuhan warganya. Menurut Dedie, menggerakkan petani kedelai bukan suatu yang mustahil asal seluruh pihak bekerja sama. Waktu untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar di Kota Bogor pun tergantung dari pertumbuhan para petani kedelai lokal tersebut.

"Jadi bisa cepat atau lama tergantung bagaimana budidaya kedelai ini digarap serius petani lokal," kata Dedie.

(UWA)

Berita Terkait