Jabar: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat meminta petani mempercepat waktu tanam selama curah hujan masih turun. Imbauan ini dikeluarkan untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan fenomena El Nino.
"Pertama kita melakukan percepatan tanam. Jadi sebetulnya sekarang ini masih karena ada sisa-sisa hujan. Jadi dilakukan percepatan tanam," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Provinsi Jawa Barat Yanti Hidayatun Zakiyah mengutip Antaranews, Rabu,14 Juni 2023.
Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG), fenomena El Nino diprediksi akan terjadi hingga Januari 2024. DTPH Jawa Barat juga meminta petani agar beralih tanam dengan varietas tanaman yang tahan kekeringan seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian.
"Menggunakan varietas tahan kekeringan dan berumur pendek antara 85 hingga 95 hari. Seperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan umbi-umbian," lanjutnya.
Yanti mengatakan dampak kekeringan akibat El Nino akan dirasakan di seluruh wilayah Jawa Barat. Namun, daerah paling rawan kekeringan berada di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat seperti Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Karawang.
"(Fenomena) El Nino itu diperkirakan sampai Januari 2024. Daerah rawan kekeringan kebanyakan di Pantura, seperti Indramayu itu paling luas hampir 230.000 hektare dan itu mayoritas sawah. Lalu Karawang, jadi memang kita fokus di daerah Pantura yang merupakan daerah rawan kekeringan," kata Yanti.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat, M Arifin Soendjayana memastikan stok kebutuhan pangan di 27 Kabupaten/Kota dalam kondisi aman untuk menghadapi dampak dari fenomena alam El Nino.
"Ada cadangan daerah, Provinsi Jawa Barat punya 1.400 ton beras, jadi bisa digelontorkan, kalau dari satu kabupaten/kota itu defisit, kita moving saja dari satu Kabupaten dan kota lain," ujar Arifin.
(SUR)