Dadali: Misteri warga negara Jerman yang diduga merupakan Staf Kedubes Jerman akhirnya terungkap. Orang yang menyambangi markas Front Pembela Islam (FPI) beberapa waktu lalu ternyata seorang intel dari Jerman.
“Dia (WNA Jerman yang mendatangi markas FPI) tercatat sebagai pegawai di Bundesnachrichtendienst (BND). BND itu badan intelijen Jerman,” ungkap Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan dalam diskusi virtual Crosscheck dengan tajuk “Teka-teki Telik Sandi di Markas FPI“ yang disiarkan melalui akun YouTube Medcom.id pada Minggu, 27 Desember 2020.
Awalnya, Komisi I DPR RI mendesak pemerintah untuk mem-persona non grata-kan orang itu setelah mendapatkan kabar adanya Staf Kedubes Jerman yang mendatangi markas FPI. Tetapi persona non grata tidak kunjung dijalankan. Kenapa bisa begitu? Ternyata orang yang bersangkutan bukanlah diplomat.
Lalu, muncul pertanyaan lainnya, kenapa orang tersebut bisa menggunakan mobil milik korps diplomatik? Artinya, orang tersebut merupakan official government dari pemeritahan Jerman yang difasilitasi.
Jenis kelamin dari orang itu pun tidak ada yang mengetahui. Bahkan, tidak ada media ataupun lembaga resmi yang menyatakan identitas dari orang tersebut.
“Saat dideportasi, dari paspor yang ada di Direktorat Jenderal Imigrasi diketahuilah bahwa dia seorang perempuan,” ucap Farhan.
Kemudian, Komisi I DPR RI menggali informasi lebih dalam terkait kenapa official government ini tidak bisa di-persona non grata-kan dan proses deportasinya terkesan diburu-buru. Ternyata perempuan itu bukanlah pegawai pemerintahan yang tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman, melainkan tercatat sebagai pegawai di BND (badan intelijen Jerman).
Setelah Komisi I DPR RI melakukan penelusuran lebih lanjut ke sumber yang ada di Jerman, diketahui perempuan tersebut bernama Suzanne Hole. “Jadi artinya orang ini memang tidak bisa di-persona non grata karena bukan diplomat, tetapi akan masuk ke cekal,” jelas Farhan.
Beberapa waktu lalu, beredar foto yang sempat viral di media sosial. Pada foto tersebut, tampak sesosok orang yang diduga sebagai perwakilan Kedubes Jerman memasuki markas FPI.
Sekretaris Umum FPI, Munarman, membenarkan informasi tersebut. Dia mengklaim diplomat Jerman itu menyatakan belasungkawa atas tewasnya enam laskar FPI.
Kedutaan Besar Jerman di Jakarta pun menegaskan bahwa kedatangan pegawainya tidak mengartikan bahwa mereka memberikan dukungan kepada FPI. Melainkan, pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memastikan situasi keamanan di Indonesia terkait aksi 1812 yang diselenggarakan pada Jumat, 18 Desember 2020 lalu.
(SYI)