Dadali: Habitat hewan primata Lutung Jawa di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terancam akibat menyusutnya pohon mangrove. Kawasan mangrove menjadi salah satu sumber makanan dan habitat primata tersebut.
"Pohon mangrove tidak cukup banyak untuk mereka (Lutung Jawa) tinggal. Karena terus ada pembukaan lahan tambak," kata Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi di Bekasi, dilansir Medcom.id, Rabu, 8 Desember 2021.
Semula luas lahan pohon mangrove yang menjadi habitat hewan langka itu seluas 40 hektare. Namun, saat ini hanya tersisa 14 hektare, dengan jumlah 100 ekor hewan yang bernama ilmiah Trachypithecus Auratus itu.
"Kalau sekarang di utara sekitar lima sampai tujuh hektare, di selatan juga sama. Total tinggal 14 hektare yang tersisa. Kalau dulu sekitar tahun 1980 luas habitat Lutung Jawa di Kampung Muara Bendera ini lebih dari 40 hektare," ujarnya.
Baca juga: Ridwan Kamil Tak Segan Tutup Tempat Wisata yang Lalai Prokes
Qurtubi mengaku, satu kelompok kecil Lutung Jawa terdiri atas tujuh sampai 10 ekor. Idealnya sekelompok kecil hewan itu membutuhkan 12 hektare lahan untuk mereka bertahan hidup.
"Itu berdasarkan hasil studi banding kami ke pemerhati primata di Ciwidey Bandung. Idealnya memang 12 hektare untuk kelompok kecil lutung jawa supaya bisa bertahan hidup," katanya.
Sekretaris Desa Pantai Bahagia itu juga menyebut selain berkurangnya habitat, populasi Lutung Jawa ikut terancam akibat perburuan yang semakin masif padahal hewan itu termasuk kategori dilindungi oleh pemerintah.
Keberadaan Lutung Jawa di wilayahnya masih menjadi daya tarik wisatawan hingga saat ini. Sayangnya hal itu tidak didukung dengan legalitas dan fasilitas yang memadai.
"Ada beberapa yang perlu dilakukan untuk mendukung agar keberadaan Lutung Jawa ini menjadi tujuan wisata favorit. Pertama harus ada penetapan wilayah konservasi lutung dan habitatnya, kedua infrastruktur harus dibangun untuk mendukung target kawasan wisata edukasi," bebernya.
(NAI)