Dadali: Tidak bisa dimungkiri, jika tanda hitam di kening kaum Muslim kerap dianggap sebagai bentuk ketaqwaan dan tingkat religiositas seseorang. Hal ini juga didukung dengan penjelasan dari Al-Quran pada surah Al Fath ayat 29 yang artinya sebagai berikut:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS. Al Fath: 29)
Mengutip dari penjelasan uinjambi.ac.id, siimaahum fii wujuuhihim min atsaris sujuud (tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud). Tafsir dan surah tersebut yang membuat pemahaman tanda hitam pada dahi itu merupakan bekas sujud.
Walau begitu, hal ini tidak sepenuhnya salah karena bisa jadi seseorang Muslim banyak melakukan sujud kemudian tanpa sengaja jidatnya menghitam. Namun, penafsiran para ahli tafsir dari kalangan sahabat Nabi dan tabi'in tidak seperti itu.
Baca juga: Segera Taubat! Ini Siksaan Paling Ringan Penghuni Neraka
Ibnu Abbas mengatakan jika firman Allah dalam surah Al Fath ayat 29 yang menceritakan jika kekhusyukan terlihat dari bekas sujud itu bukanlah tanda hitam di jidat.
Tanda-tanda dari bekas sujud yang dimaksud dari ayat surat tersebut baru akan terlihat di akhirat nanti. Jadi sebenarnya tanda hitam itu tidak memiliki makna terkait dengan kesalehan. Tanda itu terbentuk hanya karena dahi terlalu menekan saat sujud.
Adapun jika jidat menjadi menghitam maka artinya Anda harus memperbaiki gerakan salat. Sebab yang menjadi penopang utama adalah kedua tangan, saat sujud, bukan kepala.
Tentu hal ini perlu disikapi dengan bijak dan pemahaman yang matang oleh kaum Muslim. Sehingga tanda hitam di kening tidak menjadi riya serta kesalah pahaman dikemudian hari yang justru akan mengurangi pahala dalam beribadah Anda.
(NAI)