Penyakit jantung tidak hanya menyerang orang usia lanjut saja. Dokter jantung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indramayu dr. Azlan Sain, Sp.JP menyebut serangan jantung bisa terjadi pada orang berusia muda bila faktor risiko sudah muncul sejak awal.
"Bila faktor risiko sudah muncul pada usia yang lebih muda, maka sangat mungkin serangan jantung juga akan terjadi pada usia yang lebih muda," kata Azlan, dikutip dari Antara, Kamis, 6 Oktober 2022.
Azlan menjelaskan orang-orang yang terkena serangan jantung pada usia muda rata-rata punya faktor risiko genetik penyakit jantung. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya orang tua atau saudara sekandung yang meninggal akibat serangan jantung pada usia lebih muda.
Pada laki-laki, usia yang lebih muda artinya di bawah 55 tahun. Sementara pada perempuan artinya di bawah 65 tahun.
Azlan menyebut faktor risiko penyakit jantung dibagi ke dalam dua jenis yakni faktor yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi.
Faktor yang tak bisa dimodifikasi berupa usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga dengan serangan jantung yang meninggal pada usia yang lebih muda. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi berupa obesitas, merokok, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebih, kadar lemak berlebih (dislipidemia), serta stres yang berlebihan.
Azlan menyebut meski faktor risiko seperti usia dan jenis kelamin tak bisa diubah, seseorang bisa menganut gaya hidup sehat demi mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
"Saya pernah punya pengalaman, seorang laki-laki serangan jantung di usia 28 tahun, pada saat sedang main futsal. Diselidiki lebih lanjut, ternyata sudah memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus per hari sejak kelas 3 SD," jelas dia.
Dia menyebut kematian mendadak pada usia muda paling banyak disebabkan oleh penyakit jantung, yakni serangan akibat sumbatan pada pembuluh darah jantung.
"Adakalanya gangguan irama jantung seperti Brugada, atau kelainan otot jantung yang sangat tebal yang disebut sebagai Hypertrophic Cardiomyopathy, dapat pula menyebabkan kematian mendadak, yang bukan disebabkan akibat serangan jantung," ujar Azlan.
BACA: Atasi Penyakit Jantung, Kemenkes Perkuat Sistem Layanan Primer
(UWA)