Dadali: Tidak bisa dimungkiri, penambahan kasus covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tentunya harus diimbangi dengan pelaksanaan 3T (tesing, tracing, dan treatment) secara masif.
Sayangnya, tidak semua daerah memiliki ketersediaan alat pendeteksi covid-19, khususnya tes usap, yang bisa menopang permintaan masyarakat. Seperti terjadi di Puskesmas Cianjur Kota. Puskesmas tersebut hanya menyediakan 15 alat tes usap setiap pekannya.
“Sementara kita batasi dahulu permintaannya karena setiap minggu hanya tersedia kuota untuk 15 orang yang disesuaikan dengan (ketersediaan) alatnya,” kata Kepala Puskesmas Cianjur Kota, Anggi, Selasa, 19 Januari 2021, seperti dilansir dari Mediaindonesia.com.
Padahal, permintaan warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang ingin melakukan tes usap cukup tinggi. Kondisi tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan fasilitas kesehatan di sana.
Alhasil, daftar tunggu bagi warga yang ingin dites usap semakin panjang. Anggi menduga meningkatnya permintaan tes usap dikarenakan naiknya tren kasus covid-19 akhir-akhir ini.
Ia memastikan warga yang masuk ke dalam daftar tunggu akan kebagian jadwal melakukan tes usap. Puskesmas sudah memiliki datanya, sehingga warga tinggal menunggu gilirannya untuk dites usap.
“Informasi yang kami terima, pembatasan swab test ini, karena sampel yang diperiksa di Labkesda Jawa Barat memang cukup banyak,” jelasnya.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengaku bahwa memang dilakukan pembatasan bagi warga yang ingin melakukan tes usap. Langkah ini diambil berdasarkan permintaan dari Labkesda Jawa Barat.
“Pemeriksaan sampel swab test juga sekarang hanya 600 per minggu dari setiap kota dan kabupaten. Ini sesuai dengan permintaan dari Labkesda Jawa Barat,” kata Yusman.
(SYI)