Dadali: Kemungkinan di antara kalian semua, ketika masih bayi, pasti pernah mengalami demam usai divaksinasi. Kondisi itu dianggap sebagai reaksi positif yang menandakan vaksin sedang bekerja di dalam tubuh sang bayi.
Namun, ketika kita beranjak dewasa dan dihadapkan dengan pandemi covid-19. Sering kali kita merasa takut mengalami gejala serupa usai divaksin covid-19. Lantas, wajarkah setelah divaksin AstraZeneca kita mengalami demam dan pembengkakan?
Ternyata, hal itu wajar menjadi bagi penerima vaksin AstraZeneca. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tersebut sudah diprediksi akan terjadi sejak uji klinis vaksin.
"Demam yang di atas 38 derajat Celsius, adanya bengkak, serta adanya rasa sakit pada tempat suntikan adalah efek samping yang selalu atau biasa ditemukan pada penyuntikan vaksin AstraZeneca," kata juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi televideo, Selasa, 30 Maret 2021, seperti dilansir dari Medcom.id.
Penyuntikan vaksin AstraZeneca, sebut Nadia, termasuk ke dalam program vaksinasi covid-19 nasonal. Menurutnya, keluhan yang dialami sejumlah orang bukanlah KIPI yang bersifat berat.
"Kami ingin sampaikan bahwa vaksin ini lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan risikonya," ujar Nadia.
Nadia memastikan pemerintah tidak akan memberikan sesuatu yang dapat membahayakan rakyatnya. Sehingga, masyarakat seharusnya merasa aman karena pemerintah sudah memastikan khasiat dan keamanan vaksin. Apalagi, kajian mengenai hal itu sudah dilakukan dari unsur pemerintah dan para ahli.
"Karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang aman dan efektif untuk seluruh masyarakat Indonesia," ucap Nadia.
Komisi Nasional (Komnas) KIPI telah memberikan rekomendasi penggunaan vaksin AstraZeneca. KIPI yang ditemukan pada sebagian warga di Sulawesi Utara juga tidak mengakibatkan suatu hal yang buruk.
Diketahui, sejumlah warga di Sulut mengalami mual, sakit kepala, hingga sakit otot setelah divaksin. Kondisi itu telah ditangani dengan baik oleh Dinas Kesehatan setempat.
"Komnas KIPI merekomendasikan bahwa vaksin ini aman dan dapat dilanjutkan sebagai program vaksinasi nasional," ujar Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari kepada Medcom.id. (Fachri Audhia Hafiez)
(SYI)